Minggu, 29 Juni 2008

Tapaktuan Kota Penuh Cerita

Tapaktuan ,,,,,

Atau Taluak,, begitu sebut orang pribumi Tapaktuan sebagai ibukota kabupaten Aceh Selatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tapaktuan yang terkenal dengan legenda pertarungan naga dengan seorang sosok Tuan Tapa, dengan kemarahannya sang Tuan Tapa menghentakkan kaki ke tanah sehingga meninggalkan bekas sampai sekarang, sebagai awal pemberian nama Tapaktuan, yang berada pada posisi 2º-4° LU dan 90º-96° BT dengan wilayah perbukitan dan pegunungan merupakan daerah pesisir yang memiliki wisata alam indah dan aduhai, dengan gugusan pulau di samudra Hindia.

Kota Tapaktuan merupakan sebuah kota kecil memiliki beberapa wisata alam air terjun, panorama alam laut, budaya dan satu hal yang membedakan Tapaktuan dengan wilayah Aceh lainnya berupa bahasa,, Tapaktuan memakai bahasa Aneuk Jamee, bahasanya mendekati bahasa Padang, namun tetap memiliki perbedaan berupa dialek dan beberapa kosa kata yang mengalami perubahan.

Selamat Datang Di Kota Tapaktuan.






Tugu di pintu masuk kota bentuk dari sebuah cerana (tempa tapaktuan,sirih).








Patung seekor naga yang baru keluar dari tempat persembunyiannya, terdapat di depan pendopo Bupati Kab. Aceh Selatan.







Pohon abadi, begitu orang-orang menyebutnya karena ga perlu disiram n ga perlu dipangkas, tapi pastinya perlu dirawat juga.








Kota Tapaktuan dilihat dari perbukitan SMU Unggul Tapaktuan.





Bukit Batumerah.









Kota tapaktuan dilihat dari Bukit Batumerah, yang dengan tanah dan bebatuan berwarna merah yang konon merupakan cipratan dari darah sang Naga.






Bebatuan yang terdapat dibawah bukit batu merah yang berwarna merah pekat, yang konon merupakan gumpalan hati dari sang naga.






Bebatuan yang terdapat di salah satu desa Tapaktuan yaitu Sawang Kajai,, jadi yang punya hobi mancing,, inilah tempatnya,,,,,, yang konon katanya berasal dari seekor ular yang telah menjadi batu.




dibalik bukit yang berbentuk seperti kura-kura ini, terdapat pantai nan elok sebagai tempat bertelurnya penyu,, tapi pastinya saya blom pernah kesana sih,,, hehehehehe......





sekarang muncul pertanyaan,,

apakah dengan wisata alam seperti ini daerah bisa diuntungkan ..?

apakah pemerintah peduli atau dibiarkan seperti apa adanya...!


udahan dulu,,, ntar nulis lg n liat stok foto-fotonya lagi...


3 komentar:

taqin blackthrought kartawijaya mengatakan...

ukit durian tiaphari,,

bamng,. profile samadua tolong ditambahklan y...

mukhsin macan leuser mengatakan...

paman pabilo pulang kataluak, kalau pulang masuakan foto tingkek tujuhsamo batu itam . krm salam samo nenek,umak,ayah,&kawan2 yo.

aidil yo mengatakan...

adoe ro